Open Our Eyes
WELCOME TO ShaMaRa NEWS

Kamis, 21 April 2011

Psikolog Vera: Porno Bersifat Adiktif, Anak Bisa Kecanduan Hingga Dewasa



Jakarta - Sekumpulan anak berusia 11-12 tahun di Palembang kedapatan pesta seks. Parahnya, kegiatan ini tidak hanya sekali dilakukan. Ya, sesuatu yang berbau porno bersifat adiktif. Anak-anak yang terpapar bisa kencanduan hingga dewasa.

"Pornografi memiliki sifat adiktif atau menyebabkan ketagihan. Jika di masa anak-anak atau remaja mereka sudah mengenal dunia ini dan ketagihan, mungkin saja akan terbawa sampai dewasa. Mereka pun akan memiliki persepsi yang salah mengenai hubungan seks yang sehat dan sesuai dengan norma sosial serta agama," ujar
Vera Itabiliana K Hadiwidjojo, Psi.

Berikut ini wawancara detikcom dengan psikolog jebolan Psikologi Universitas Indonesia dan membuka praktik di Lembaga Psikologi Terapan UI dan Klinik Raditya Medical Center Depok, Jawa Barat, ini, Kamis (21/4/2011):

Anak-anak di bawah umur melakukan pesta seks di Palembang. Kira-kira apa yang membuat mereka bisa melakukan ini?

Ini merupakan gabungan dari banyak faktor yang dapat melatarbelakangi kejadian ini, antara lain pengaruh tontonan dari TV, internet, rasa ingin tahu anak yang besar, keinginan untuk diterima di kelompok pergaulannya, penanaman nilai agama yang kurang di keluarga. Juga komunikasi yang kurang hangat dan terbuka dengan orangtua khususnya mengenai masa pubertas termasuk masalah seks, kurangnya pula pendidikan moral dan pendidikan mengenai seks termasuk risiko seks bebas atau seks di bawah umur di sekolah.

Mereka tidak hanya melakukan sekali. Mengapa terjadi demikian? Apakah anak-anak sudah bisa menikmati aktivitas yang seharusnya dilakukan orang dewasa ini?

Di usia mereka yang rata-rata sudah atau hampir memasuki masa pubertas di mana organ-organ reproduksi mulai matang dan dorongan seksual sudah ada, iya mereka sudah dapat menikmati. Kalau pun belum, mereka bisa saja melakukan karena takut dengan ancaman akan ditinggal teman kelompok pergaulannya. Takut dibilang tidak setia kawan, tidak gaul dan sebagainya.

Apakah ini berarti anak-anak itu menjadi lebih dewasa dari umurnya atau bagaimana?

Anak-anak bisa cepat matang secara seksual atau lebih dewasa dari umurnya bisa saja terjadi akibat pengaruh tontonan atau informasi-informasi yang bersifat pornografi.

Apakah nantinya ada pengaruhnya saat mereka sudah dewasa?

Pornografi memiliki sifat adiktif atau menyebabkan ketagihan. Jika di masa anak-anak atau remaja mereka sudah mengenal dunia ini dan ketagihan, mungkin saja akan terbawa sampai dewasa. Mereka pun akan memiliki persepsi yang salah mengenai hubungan seks yang sehat dan sesuai dengan norma sosial serta agama.

Apakah memang anak-anak di bawah umur telah memiliki hasrat seksual?

Untuk yang belum memasuki masa puber, belum. Tapi kalau yang sudah, bisa saja. Perempuan biasanya memasuki masa puber di usia 10-11 tahun, laki-laki di usia 11-12 tahun.

Ke depan bagaimana untuk mengantisipasi agar ini tidak terjadi lagi untuk mereka maupun anak-anak lainnya?

Orangtua punya peranan sangat penting dalam hal ini. Jalin komunikasi yang baik dengan anak, dalam arti bukan sekadar bertanya tentang pelajaran atau PR sekolah), secara rutin sediakan waktu untuk ngobrol santai dengan anak sehingga anak merasa nyaman untuk menceritakan hal-hal yang membuat resah, misalnya ajakan teman untuk mencoba sesuatu yang negatif. Pendidikan seks pun penting untuk diberikan pada anak baik di rumah maupun di sekolah, khususnya tentang apa risiko dari seks bebas seperti kehamilan atau tertular penyakit.

Di Bekasi ada pula anak 13 tahun yang membunuh temannya sendiri karena dendam. Anak ini membunuh temannya dengan memakai celurit karena kesal sering diejek. Mengapa sadisme ini menghinggapi anak?

Ini juga pengaruh dari tontonan atau games yang berbau kekerasan (termasuk berita-berita kriminal, berita kerusuhan, demo yang anarkis), sehingga anak dengan mudah meniru cara pemecahan masalah lewat cara kekerasan. Anak yang sering terpapar dengan kekerasan juga akan kehilangan kepekaaannya terhadap korban kekerasan karena merasa itu hal biasa.

Bagaimana memproteksi anak-anak tanpa menjadi over protected?

Seperti yang tadi telah saya kemukakan, komunikasi adalah hal terpenting untuk dipelihara. Tanamkan nilai agama lewat kebiasaan sehari-hari yang tidak menekan atau memaksa yang justru malah dijauhi anak, dampingi anak ketika menonton TV atau membuka internet, belikan anak alat komunikasi seperti HP yang sesuai dengan kebutuhannya, tidak perlu yang ada akses internetnya, misalnya. Libatkan anak dalam aktivitas positif di mana dia bisa punya teman dan wadah untuk mengekspresikan diri sekaligus memperoleh eksistensi diri seperti olahraga dan seni.

(vit/nrl)

Related Articles :


Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook

0 komentar:

Posting Komentar

VIDEO

ENTER-TAB1-CONTENT-HERE

RECENT POSTS

ENTER-TAB2-CONTENT-HERE

POPULAR POSTS

ENTER-TAB3-CONTENT-HERE
 

ShaMaRa NEWS Copyright © 2010 LKart Theme is Designed by Lasantha